"Sidang diskors sampai besok!" Dan, Bambang mengetok palu tanda sidang ditunda. Sidang rencananya akan dilanjutkan besok untuk mendengarkan saksi-saksi lainnya. Sidang ini membahas dakwaan terhadap Irsan, seorang pengusaha yang terbukti melakukan tindakan suap untuk mendapatkan proyek triliunan rupiah yang tentu saja merugikan negara puluhan miliaran rupiah. Meskipun termasuk kasus besar yang sedang menjadi cover story di media tanah air, dari sidang ke sidang rasanya Bambang semakin tidak bisa mengalihkan matanya dari sosok wanita berumur 40-an tahun. Terlihat sangat cantik dan dibalut dengan keanggunan dan kemewahan penampilannya. Dari informasi anak buahnya, Bambang mengetahui nyonya cantik itu adalah isteri Irsan. Nyonya Nia, namanya. Di samping Nyonya Nia, adalah Tyas puteri sulungnya yang beranjak dewasa. Sama-sama cantik dan mempesona.
Sebagai Hakim, Bambang dengan mudah mendapatkan informasi tentang keluarga Irsan ini. Nyonya Nia, mantan seorang fotomodel yang cukup terkenal di zamannya. Pantas dia memiliki semua kecantikan itu. Si pemilik kulit putih ini menyukai olahraga senam yoga. Beberapa kali Bambang malah sudah mengintip Nyonya Nia saat latihan. Sangat menggairahkan ketika melihat tubuhnya yang masih langsing basah oleh peluh. Pakaian senamnya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat sempurna.
"Beruntung sekali Si Irsan ini,"Gumam Bambang dalam hati. Hampir seminggu ini, Hakim ini tidak mampu melupakan setiap lekuk tubuh Nyonya Nia. Tinggi semampai 175 cm, dengan tonjolan buah dada 34 D yang membuat gairah Sang Hakim begitu menggelora. Dan, aku harus bisa merasakan nikmatnya tubuh Nia ini, kata Bambang dalam hati sambil masuk ke ruang kerjanya.
Dan waktunya tiba. Besok isterinya dan anak-anaknya akan berangkat ke Yogya untuk mengunjungi rumah mertuanya, sambil liburan sekolah. Artinya, ada waktu seharian untuk merancang semuanya.....
Dalam perjalanan pulang dari airport usai mengantar keluarganya, Bambang menelpon Nyonya Nia lewat no hp baru yang sengaja dia siapkan untuk operasi ini."Selamat siang Nyonya Nia. Saya Bambang, Anda pasti kenal. Saya punya cara untuk menyelamatkan Irsan Maulana,suami nyonya. Kalau nyonya tertarik datang ke Mall Taman Anggrek sekarang. Datang di depan lobi masuk. Jangan cerita siapa-siapa,termasuk keluarga Nyonya. Kejahatan suami ibu berat. Polisi pasti sedang membuntuti Nyonya sekarang. Nanti Nyonya saya kalau sudah sampai sana."
Terlihat dari nada suara Nyonya Nia yang kaget karena tidak menyangka peristiwa ini. Bambang sengaja tidak memperpanjang percakapan. Dan perhitungan Bambang tidak meleset, selang beberapa lama kemudian, terlihat Nyonya Nia sudah di lobi, sendirian.
"Sekarang, naik taksi nyonya. Jalan sampai ke tempat yang saya perintahkan. Nanti Nyonya akan saya jemput." Perintah Bambang lagi. Dan, Nyonya Nia pun menurut. Hehehehe, isteri yang baik, tapi akan ku rusak kesucianmu sebentar lagi, kata Bambang dalam hati.
Sesampai di sebuah taman kecil yang cuma berjarak 15 menit dari perumahan miliknya. Nyonya Nia diperintahkan lagi untuk turun dari taksi. Selang 10 menit kemudian, Bambang pun menghampiri dengan BMW kesayangannya.
"Saya hakim Bambang yang menangani kasus suami Nyonya. Maaf membuat Anda bingung,Nyonya. Tapi ini demi keamanan Nyonya, saya dan suami Nyonya sendiri." Kata Bambang berakting begitu sang mangsa sudah duduk di sampingnya.
"Apa yang mau Pak Hakim katakan? Bagaimana cara menyelamatkan suami saya?" Tanya Nyonya Nia.
Amboi....bibir milik Nyonya ini sungguh seksi. Pikiran Bambang membayangkan betapa nikmatnya tongkolnya dikulum oleh bibir yang seksi ini. Tapi buru-buru Bambang mengendalikan dirinya. "Sabar Nyonya. Anda harus sabar. Kita harus ke tempat yang aman dulu. Siapa tahu ada polisi yang menguntit Nyonya."
Dengan hati tak sabar menahan semua keinginannya selama ini, Bambang pun melarikan mobilnya ke rumah mewah miliknya. Setelah mangsanya sudah berada di ruang tamunya, Bambang sudah tidak mampu mengendalikan tongkolnya yang sudah mulai menegang karena terbakar hasrat.
"Mengapa rumah Anda sepi,Pak Hakim? Apa yang mau Bapak katakan?" Sang Nyonya mulai tampak begitu tidak sabaran.
"Kasus suami Anda berat Nyonya. Hukumannya paling ringan adalah penjara 20 tahun dan bisa sampai seumur hidup. Tapi saya punya kuncinya. Dalam map ini ada semua data yang bisa melepaskan suami Nyonya...." Kata Bambang mempermainkan emosi Sang Nyonya.
"Baik, cepatlah. Berapa saya harus bayar Pak Hakim?"Tangan Nyonya Nia berusaha meraih map itu.
"Sabar sedikit,Nyonya. Uangnya tidak banyak, tapi harus cash. Satu miliar rupiah. Dan itu jumlah kecil bukan? Suami Anda dapat seratus kali lebih banyak...."
"Ok, saya bayar besok. Tapi apa solusi untuk suami saya...." Sang Nyonya ini terlihat nampak sangat cantik ketika sedang panik seperti ini, batin Bambang.
"Nyonya, saya tidak cuma meminta uang yang tidak seberapa itu sebagai imbalannya...."
"Lalu apa lagi....mobil...rumah...Pak Hakim tinggal sebutkan saja."Kata Nyonya Nia lagi.
"Saya inginkan tubuh seksi Nyonya malam ini!!!!" Kata Bambang sambil menyeringai penuh kemenangan.
"Anda gila. Anda pikir wanita macam apa saya. Tidak. Saya bisa cari pengacara mahal untuk membebaskan suami saya...."Bentak Nyonya Nia dengan wajah memerah sambil membalikkan badan.
Hmmm...ternyata tidak gampang digertak. Berarti saatnya skenario berikutnya. Ga bisa baik-baik, ya diperkosa saja,pikir Bambang. Secepat kilat tangan Bambang meraih pinggul Nyonya Nia. Dan membantingnya ke sofa ruang tamunya.
"Apa-apaan ini..."Belum sempat ucapan Nyonya Nia habis. Bibir tebal Sang Hakim melumat bibir seksi Sang Nyonya.
"Terpaksa saya main kasar,Nyonya..."Teriak Bambang dengan nafas terengah menahan rontaan Sang Nyonya. Tangannya dengan kasar menarik pakaian Sang Nyonya. Kain sutera tipis itu pun robek dalam sekali sentakan, memperlihatkan BH hitam yang kontras dengan kulit putih bersih Sang Nyonya.
"Kurang ajar kam....."Sebelum tangan Nyonya mencakar wajah Bambang. Dengan sigap Bambang menangkap tangan mungil itu dengan tangan kiri. Tangan kanan Bambang mengayun menampar pipi kiri Sang Nyonya hingga memerah dan bibirnya meneteskan setetes darah.
"Diam,atau ku bunuh kamu. Percuma teriak. Rumah ini terlalu sepi."Ancam Bambang yang tidak menyurutkan perjuangan Sang Nyonya untuk melawan.
Sambil memegang kedua tangan Nyonya Nia ke atas, tangan kanan Bambang menarik BH yang melekat di dada montok mangsanya sambil melempar sisa sobekan baju yang masih melekat ke lantai. Bibir Bambang dengan rakus menjilati puting Sang Nyonya yang membusung dengan indahnya.
Kepala Nyonya Nia menoleh ke kiri kanan sambil terlihat tetesan air mata mulai menggenangi kedua matanya. Badan, Pinggul dan Kakinya terus meronta melawan, dan membuat Bambang semakin kewalahan. Maklum Sang Nyonya rajin berolahraga sehingga punya daya perlawanan yang luar biasa.
Harus segera diakhiri,Pikir Bambang. Sambil tak tahan menahan gelora birahinya lagi, tangan Bambang meraih celana dalam Sang Nyonya ke bawah lutut. Sebelum sempat Nyonya Nia menutup rapat kedua kakinya, Bambang menubruk tubuh Nyonya Lia sambil meletakkan badannya di antara kedua paha mulus mangsanya.
"Hentikan...Pak Hakim,tolong hentikan...."Pinta Nyonya Nia sambil berurai air mata. Namun, Bambang sama sekali tidak menggubris. tongkolnya yang hitam besar dengan urat-urat menonjol di sekelilingnya lebih penting untuk disalurkan ketimbang mendengar rengekan itu.
Dengan tetap memegang kedua tangan Nyonya Nia dengan tangan kirinya. Jemari tangan Bambang mengusap-usap klitoris vagina Nyonya Nia yang masih belum terangsang maksimal. Isteri yang setia ini masih terus meronta dengan sisa-sisa perlawanan terakhirnya. Namun justru lenggokan tubuh Nyonya Nia bagaikan tarian erotis yang semakin membakar birahi Bambang. Dan membuat Hakim cabul ini semakin tidak sabar untuk mengakhiri perlawanan mangsanya.
Lewat gerakan kasarnya, sambil menggigit puting Sang Nyonya, Bambang mengarahkan kepala tongkolnya tepat di bibir vagina Nyonya Nia. Gerakan yang membuat Nyonya Nia semakin histeris,menyadari kesuciannya tinggal sedikit lagi terenggut oleh jahanam yang sedang di atas tubuhnya ini.
Bambang menghujamkan tongkolnya dengan segenap kekuatannya. Vagina yang belum sempurna terangsang ini tidak siap dengan serangan kasar dari tongkol berukuran ekstra. Membuat Nyonya Nia berteriak kesakitan.
"Aaaaaaaach...ampun,Pak.Sakiiiiiiiit." Gerakan Nyonya Nia terhenti karena sakit dari gerakan penetrasi Sang Hakim. 1/3 dari tongkol Bambang sudah terbenam di dalam vagina Nia.
"Gila....kamu seperti masih perawan,sayang..."Geram Bambang sambil meneruskan dorongannya.
"Papa....maafkan aku."Terdengar isak lirih Nia saat batang tongkol Bambang hampir separohnya tertancap.
"Kamu akan lupakan Irsan,Nia. Koruptor itu tak sebanding dengan nikmatnya tongkolku....Ggggrrrrgghh...aaaachh..hh" Ucapan Bambang terhenti karena sensasi luar biasa yang diterima tongkolnya dari vagina Nia yang masih terasa sempit ini. Seluruh tongkol Bambang saat ini sudah tertanam dengan sempurna.
Setelah menikmati 10 detik merasakan denyutan hangat vagina Nia. Bambang mulai menggerakkan pinggulnya dengan gerakan memutar untuk memancing rangsangan pada vagina Nia. Teriakan dan rontaan Nia semakin melemah, selain lelah juga karena semakin tidak kuasa menahan gerakan-gerakan tongkol Bambang keluar masuk vaginanya.
"Kamu suka,sayang..."Sebuah pertanyaan yang tidak memerlukan lagi jawaban bagi Bambang. Bibirnya kemudian sibuk menjilati leher menawan Nia. Tangan kirinya tidak lagi menahan dua tangan Nia, melainkan ikut dengan lembut meremas dan memainkan puting Nyonya Nia. Air mata Nyonya Nia terus menetes, seiring tetesan peluh keduanya yang sedang bersenggama.
Setelah 10 menit menggent*t Nia, vagina Nia mulai banjir dengan cairan vagina, membuat gerakan Bambang semakin lancar naik turun tubuh langsing yang lama diidamkannya ini. Meskipun hatinya masih konsisten dengan penolakannya, tubuh Nia tidak kuasa menghadapi penaklukan Sang Hakim. Secara alamiah, akhirnya tubuh Nia memberikan reaksi menerima. Apalagi Bambang ternyata sangat tahan lama, dan genjotan bertenaganya juga disertai gerakan-gerakan memutar,menyodok seakan mengaduk-aduk vagina Nia.
"oooooh.."Tak terasa Nyonya Nia pun mengeluarkan rintihan terangsang setelah menerima sodokan Bambang yang kesekian ratus kalinya.
"Kamu enjoy bukan,Nia-ku."Kata Bambang dengan senyum kemenangan. Masuk setengah jam bersetubuh, hentakan-hentakan Bambang akhirnya membuat seluruh tubuh Nia tidak kuasa menahan kenikmatan yang luar biasa, dan tidak pernah didapatkannya dari Irsan suaminya setelah 18 tahun menikah ini. Tubuh Nyonya Nia pun menunjukkan tanda-tanda menuju orgasme.
"Tahan,sayang. Kita nyampe bareng yah."Geram Bambang sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
Plok...plok...plok....suara antara kulit dan kulit dua insan ini terdengar semakin kencang. Secara refleks, tangan Nia memeluk punggung Bambang dengan kuku-kukunya yang terawat.
"Aaaaaaaaach..."Pertahanan Bambang jebol seiring lenguhan panjang Nia. Cairan sperma Hakim Cabul ini muncrat deras seperti berebut mendapatkan dinding rahim Nia. Dan, tubuh Bambang ambruk di atas tubuh Nia. Kedua-duanya dengan peluh yang masih mengalir deras, menyisakan basah pada sofa ruang tamu Sang Hakim. Air mata Nia pun kembali mengalir deras dengan penuh penyesalan dirinya.
"Suamimu akan bebas,sayang. Pengorbananmu tidak akan sia-sia. Asal, kamu memuaskanku lagi malam ini. Tidak dengan perlawanan konyol itu. Aku mau kamu melayaniku dengan mesra. Semesra kamu melayani Irsan." "Kata Bambang sambil bangkit duduk di sofanya. Matanya tidak berkedip menyaksikan lekuk tubuh Nia yang masih menawan di usianya. Membangkitkan kembali seluruh birahinya kembali.
Tentu saja dengan senyum kemenangan atas penaklukan sensasionalnya malam ini...
Sebagai Hakim, Bambang dengan mudah mendapatkan informasi tentang keluarga Irsan ini. Nyonya Nia, mantan seorang fotomodel yang cukup terkenal di zamannya. Pantas dia memiliki semua kecantikan itu. Si pemilik kulit putih ini menyukai olahraga senam yoga. Beberapa kali Bambang malah sudah mengintip Nyonya Nia saat latihan. Sangat menggairahkan ketika melihat tubuhnya yang masih langsing basah oleh peluh. Pakaian senamnya memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sangat sempurna.
"Beruntung sekali Si Irsan ini,"Gumam Bambang dalam hati. Hampir seminggu ini, Hakim ini tidak mampu melupakan setiap lekuk tubuh Nyonya Nia. Tinggi semampai 175 cm, dengan tonjolan buah dada 34 D yang membuat gairah Sang Hakim begitu menggelora. Dan, aku harus bisa merasakan nikmatnya tubuh Nia ini, kata Bambang dalam hati sambil masuk ke ruang kerjanya.
Dan waktunya tiba. Besok isterinya dan anak-anaknya akan berangkat ke Yogya untuk mengunjungi rumah mertuanya, sambil liburan sekolah. Artinya, ada waktu seharian untuk merancang semuanya.....
Dalam perjalanan pulang dari airport usai mengantar keluarganya, Bambang menelpon Nyonya Nia lewat no hp baru yang sengaja dia siapkan untuk operasi ini."Selamat siang Nyonya Nia. Saya Bambang, Anda pasti kenal. Saya punya cara untuk menyelamatkan Irsan Maulana,suami nyonya. Kalau nyonya tertarik datang ke Mall Taman Anggrek sekarang. Datang di depan lobi masuk. Jangan cerita siapa-siapa,termasuk keluarga Nyonya. Kejahatan suami ibu berat. Polisi pasti sedang membuntuti Nyonya sekarang. Nanti Nyonya saya kalau sudah sampai sana."
Terlihat dari nada suara Nyonya Nia yang kaget karena tidak menyangka peristiwa ini. Bambang sengaja tidak memperpanjang percakapan. Dan perhitungan Bambang tidak meleset, selang beberapa lama kemudian, terlihat Nyonya Nia sudah di lobi, sendirian.
"Sekarang, naik taksi nyonya. Jalan sampai ke tempat yang saya perintahkan. Nanti Nyonya akan saya jemput." Perintah Bambang lagi. Dan, Nyonya Nia pun menurut. Hehehehe, isteri yang baik, tapi akan ku rusak kesucianmu sebentar lagi, kata Bambang dalam hati.
Sesampai di sebuah taman kecil yang cuma berjarak 15 menit dari perumahan miliknya. Nyonya Nia diperintahkan lagi untuk turun dari taksi. Selang 10 menit kemudian, Bambang pun menghampiri dengan BMW kesayangannya.
"Saya hakim Bambang yang menangani kasus suami Nyonya. Maaf membuat Anda bingung,Nyonya. Tapi ini demi keamanan Nyonya, saya dan suami Nyonya sendiri." Kata Bambang berakting begitu sang mangsa sudah duduk di sampingnya.
"Apa yang mau Pak Hakim katakan? Bagaimana cara menyelamatkan suami saya?" Tanya Nyonya Nia.
Amboi....bibir milik Nyonya ini sungguh seksi. Pikiran Bambang membayangkan betapa nikmatnya tongkolnya dikulum oleh bibir yang seksi ini. Tapi buru-buru Bambang mengendalikan dirinya. "Sabar Nyonya. Anda harus sabar. Kita harus ke tempat yang aman dulu. Siapa tahu ada polisi yang menguntit Nyonya."
Dengan hati tak sabar menahan semua keinginannya selama ini, Bambang pun melarikan mobilnya ke rumah mewah miliknya. Setelah mangsanya sudah berada di ruang tamunya, Bambang sudah tidak mampu mengendalikan tongkolnya yang sudah mulai menegang karena terbakar hasrat.
"Mengapa rumah Anda sepi,Pak Hakim? Apa yang mau Bapak katakan?" Sang Nyonya mulai tampak begitu tidak sabaran.
"Kasus suami Anda berat Nyonya. Hukumannya paling ringan adalah penjara 20 tahun dan bisa sampai seumur hidup. Tapi saya punya kuncinya. Dalam map ini ada semua data yang bisa melepaskan suami Nyonya...." Kata Bambang mempermainkan emosi Sang Nyonya.
"Baik, cepatlah. Berapa saya harus bayar Pak Hakim?"Tangan Nyonya Nia berusaha meraih map itu.
"Sabar sedikit,Nyonya. Uangnya tidak banyak, tapi harus cash. Satu miliar rupiah. Dan itu jumlah kecil bukan? Suami Anda dapat seratus kali lebih banyak...."
"Ok, saya bayar besok. Tapi apa solusi untuk suami saya...." Sang Nyonya ini terlihat nampak sangat cantik ketika sedang panik seperti ini, batin Bambang.
"Nyonya, saya tidak cuma meminta uang yang tidak seberapa itu sebagai imbalannya...."
"Lalu apa lagi....mobil...rumah...Pak Hakim tinggal sebutkan saja."Kata Nyonya Nia lagi.
"Saya inginkan tubuh seksi Nyonya malam ini!!!!" Kata Bambang sambil menyeringai penuh kemenangan.
"Anda gila. Anda pikir wanita macam apa saya. Tidak. Saya bisa cari pengacara mahal untuk membebaskan suami saya...."Bentak Nyonya Nia dengan wajah memerah sambil membalikkan badan.
Hmmm...ternyata tidak gampang digertak. Berarti saatnya skenario berikutnya. Ga bisa baik-baik, ya diperkosa saja,pikir Bambang. Secepat kilat tangan Bambang meraih pinggul Nyonya Nia. Dan membantingnya ke sofa ruang tamunya.
"Apa-apaan ini..."Belum sempat ucapan Nyonya Nia habis. Bibir tebal Sang Hakim melumat bibir seksi Sang Nyonya.
"Terpaksa saya main kasar,Nyonya..."Teriak Bambang dengan nafas terengah menahan rontaan Sang Nyonya. Tangannya dengan kasar menarik pakaian Sang Nyonya. Kain sutera tipis itu pun robek dalam sekali sentakan, memperlihatkan BH hitam yang kontras dengan kulit putih bersih Sang Nyonya.
"Kurang ajar kam....."Sebelum tangan Nyonya mencakar wajah Bambang. Dengan sigap Bambang menangkap tangan mungil itu dengan tangan kiri. Tangan kanan Bambang mengayun menampar pipi kiri Sang Nyonya hingga memerah dan bibirnya meneteskan setetes darah.
"Diam,atau ku bunuh kamu. Percuma teriak. Rumah ini terlalu sepi."Ancam Bambang yang tidak menyurutkan perjuangan Sang Nyonya untuk melawan.
Sambil memegang kedua tangan Nyonya Nia ke atas, tangan kanan Bambang menarik BH yang melekat di dada montok mangsanya sambil melempar sisa sobekan baju yang masih melekat ke lantai. Bibir Bambang dengan rakus menjilati puting Sang Nyonya yang membusung dengan indahnya.
Kepala Nyonya Nia menoleh ke kiri kanan sambil terlihat tetesan air mata mulai menggenangi kedua matanya. Badan, Pinggul dan Kakinya terus meronta melawan, dan membuat Bambang semakin kewalahan. Maklum Sang Nyonya rajin berolahraga sehingga punya daya perlawanan yang luar biasa.
Harus segera diakhiri,Pikir Bambang. Sambil tak tahan menahan gelora birahinya lagi, tangan Bambang meraih celana dalam Sang Nyonya ke bawah lutut. Sebelum sempat Nyonya Nia menutup rapat kedua kakinya, Bambang menubruk tubuh Nyonya Lia sambil meletakkan badannya di antara kedua paha mulus mangsanya.
"Hentikan...Pak Hakim,tolong hentikan...."Pinta Nyonya Nia sambil berurai air mata. Namun, Bambang sama sekali tidak menggubris. tongkolnya yang hitam besar dengan urat-urat menonjol di sekelilingnya lebih penting untuk disalurkan ketimbang mendengar rengekan itu.
Dengan tetap memegang kedua tangan Nyonya Nia dengan tangan kirinya. Jemari tangan Bambang mengusap-usap klitoris vagina Nyonya Nia yang masih belum terangsang maksimal. Isteri yang setia ini masih terus meronta dengan sisa-sisa perlawanan terakhirnya. Namun justru lenggokan tubuh Nyonya Nia bagaikan tarian erotis yang semakin membakar birahi Bambang. Dan membuat Hakim cabul ini semakin tidak sabar untuk mengakhiri perlawanan mangsanya.
Lewat gerakan kasarnya, sambil menggigit puting Sang Nyonya, Bambang mengarahkan kepala tongkolnya tepat di bibir vagina Nyonya Nia. Gerakan yang membuat Nyonya Nia semakin histeris,menyadari kesuciannya tinggal sedikit lagi terenggut oleh jahanam yang sedang di atas tubuhnya ini.
Bambang menghujamkan tongkolnya dengan segenap kekuatannya. Vagina yang belum sempurna terangsang ini tidak siap dengan serangan kasar dari tongkol berukuran ekstra. Membuat Nyonya Nia berteriak kesakitan.
"Aaaaaaaach...ampun,Pak.Sakiiiiiiiit." Gerakan Nyonya Nia terhenti karena sakit dari gerakan penetrasi Sang Hakim. 1/3 dari tongkol Bambang sudah terbenam di dalam vagina Nia.
"Gila....kamu seperti masih perawan,sayang..."Geram Bambang sambil meneruskan dorongannya.
"Papa....maafkan aku."Terdengar isak lirih Nia saat batang tongkol Bambang hampir separohnya tertancap.
"Kamu akan lupakan Irsan,Nia. Koruptor itu tak sebanding dengan nikmatnya tongkolku....Ggggrrrrgghh...aaaachh..hh" Ucapan Bambang terhenti karena sensasi luar biasa yang diterima tongkolnya dari vagina Nia yang masih terasa sempit ini. Seluruh tongkol Bambang saat ini sudah tertanam dengan sempurna.
Setelah menikmati 10 detik merasakan denyutan hangat vagina Nia. Bambang mulai menggerakkan pinggulnya dengan gerakan memutar untuk memancing rangsangan pada vagina Nia. Teriakan dan rontaan Nia semakin melemah, selain lelah juga karena semakin tidak kuasa menahan gerakan-gerakan tongkol Bambang keluar masuk vaginanya.
"Kamu suka,sayang..."Sebuah pertanyaan yang tidak memerlukan lagi jawaban bagi Bambang. Bibirnya kemudian sibuk menjilati leher menawan Nia. Tangan kirinya tidak lagi menahan dua tangan Nia, melainkan ikut dengan lembut meremas dan memainkan puting Nyonya Nia. Air mata Nyonya Nia terus menetes, seiring tetesan peluh keduanya yang sedang bersenggama.
Setelah 10 menit menggent*t Nia, vagina Nia mulai banjir dengan cairan vagina, membuat gerakan Bambang semakin lancar naik turun tubuh langsing yang lama diidamkannya ini. Meskipun hatinya masih konsisten dengan penolakannya, tubuh Nia tidak kuasa menghadapi penaklukan Sang Hakim. Secara alamiah, akhirnya tubuh Nia memberikan reaksi menerima. Apalagi Bambang ternyata sangat tahan lama, dan genjotan bertenaganya juga disertai gerakan-gerakan memutar,menyodok seakan mengaduk-aduk vagina Nia.
"oooooh.."Tak terasa Nyonya Nia pun mengeluarkan rintihan terangsang setelah menerima sodokan Bambang yang kesekian ratus kalinya.
"Kamu enjoy bukan,Nia-ku."Kata Bambang dengan senyum kemenangan. Masuk setengah jam bersetubuh, hentakan-hentakan Bambang akhirnya membuat seluruh tubuh Nia tidak kuasa menahan kenikmatan yang luar biasa, dan tidak pernah didapatkannya dari Irsan suaminya setelah 18 tahun menikah ini. Tubuh Nyonya Nia pun menunjukkan tanda-tanda menuju orgasme.
"Tahan,sayang. Kita nyampe bareng yah."Geram Bambang sambil mempercepat gerakan pinggulnya.
Plok...plok...plok....suara antara kulit dan kulit dua insan ini terdengar semakin kencang. Secara refleks, tangan Nia memeluk punggung Bambang dengan kuku-kukunya yang terawat.
"Aaaaaaaaach..."Pertahanan Bambang jebol seiring lenguhan panjang Nia. Cairan sperma Hakim Cabul ini muncrat deras seperti berebut mendapatkan dinding rahim Nia. Dan, tubuh Bambang ambruk di atas tubuh Nia. Kedua-duanya dengan peluh yang masih mengalir deras, menyisakan basah pada sofa ruang tamu Sang Hakim. Air mata Nia pun kembali mengalir deras dengan penuh penyesalan dirinya.
"Suamimu akan bebas,sayang. Pengorbananmu tidak akan sia-sia. Asal, kamu memuaskanku lagi malam ini. Tidak dengan perlawanan konyol itu. Aku mau kamu melayaniku dengan mesra. Semesra kamu melayani Irsan." "Kata Bambang sambil bangkit duduk di sofanya. Matanya tidak berkedip menyaksikan lekuk tubuh Nia yang masih menawan di usianya. Membangkitkan kembali seluruh birahinya kembali.
Tentu saja dengan senyum kemenangan atas penaklukan sensasionalnya malam ini...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar